Ketagihan terhadap dosa merupakan musibah besar bagi seorang mukmin. Dosa memiliki karakternya tersendiri yaitu kondisi yang tidak nyaman pada diri pelakunya, hilangnya ketenangan dalam hidup karena siapapun yang melakukan dosa pasti ia akan gundah, perbuatannya tidak ingin dilihat oleh orang lain sehingga suasana nyaman dalam hidup menjadi pudar dan akibatnya ia mengisolasi diri dari masyarakat.Suasana-suasana negative inilah yang menjadikan setiap mukmin ingin melepaskan dirinya dari belenggu dosa yang selalu didengungkan dan diprofokasikan oleh sang promotor kemaksiatan yaitu syetan.
Allah swt telah menyediakan media bagi hambanya yang ingin meloundry dirinya dari lumuran dosa dan kemaksiatan, media itu adalah Taubatan Tashuha (66 : 8). Nashuha yang secara etimologi bermakna shaadiqah (benar), yang itu berarti bahwa taubatan nashuha adalah taubat yang benar di mana syarat-syarat taubat dipenuhi oleh sang pentaubat. Namun realitas yang kita saksikan dalam kehidupan keagamaan kaum muslimin, banyak kita temukan yang tidak mampu untuk bertahan dalam ketaaatan pasca taubat dan tidak mengulangi dosa-dosa yang dilakukannya. Mereka seakan tidak berdaya menghadirkan konsistensi dalam ketatan kepada Allah swt dan Rasul-Nya. Sehingga kembalilah mereka melakukan dosa-dosa yang pernah mereka lakukan seakan ketagihan terhadap dosa-dosa masa lalu. Pertanyaannya adalah mengapa hal itu terjadi ?
Penyebab Ketagihan Terhadap Dosa
Dalam kitab Minhajul Qashidin, Imam Ibnu Qudamah berkata bahwa, penyebab ketagihan terhadap dosa ada dua, yaitu Ghoflah (lalai) dan Nafsu. Ghoflah (lalai) adalah penyebab utama seseorang mengulang kembali dosa yang pernah ia lakukan. Lalai terhadap obyek yang semestinya harus ia ketahui dalam agama. Lalai sehingga ia tidak mendalami ajaran Islam dengan baik. Akhirnya pengetahuan mereka tentang Robbnya, Rasul-Nya dan risalah yang dibawa oleh Rasulullah saw sangat dangkal sekali sehingga ia tidak memiliki imunatas keimanan yang kokoh yang berakibat rentan dengan kemaksiatan. Adapun Nafsu ia memiliki karakteristinya. Allah swt berfirman dalam surat Yusuf (12) ayat 53 : “Sesungguhnya nafsu menyuruh manusia untuk melakukan keburukan”. Jadi tatkala dua penyebab dosa ini bersinergi pada diri seseorang niscaya ia akan ketagihan untuk melakukannya. Wal iyadzu billah
Mengobati Ketagihan Terhadap Dosa
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa penyebab ketagihan terhadap dosa adalah lalai dan nafsu. Maka cara mengobatinya adalah dengan mengatasi dua penyebabnya tersebut. Adapun Ghoflah (lalai) maka sesungguhnya ia tidak dapat dienyahkan melainkan dengan ilmu. Sedangkan nafsu ia tidak bisa dienyahkan kecuali dengan kesabaran memotong sebab-sebab yang menggerakkan kepada nafsu.
Ghoflah (lalai) dan mengikuti hawa nafsu merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya. Minimal ada tiga sebab mengapa ia sangat berbahaya.
- Orang yang ditimpa penyakit hati tidak merasa bahwa ia sedang sakit, berbeda dengan penyakit fisik ia dapat melihat penyakitnya kasat mata.
- Akibatnya tidak disaksikan di dunia, berbeda dengan penyakit fisik yang akhirnya adalah kematian yang tampak jelas di depan mata yang biasanya akan dihindari manusia.
- Penyakit hati adalah penyakit menular yang tidak bisa dideteksi oleh dokter. Orang alimlah yang mampu mendeteksinya dan mengobatinya.
Rekomendasi Untuk Para Pecandu Dosa
Seorang mukmin tidak layak berputus asa (al-Ya’su wal Qonuth). Allah swt melarang orang-orang yang beriman berputus asa terhadap rahmat Allah swt. Dalam surat Zumar (39) ayat 53 Allah swt berfirman :
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيم
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
Keyakinan bahwa pintu rahmat Allah swt selalu terbuka bagi hamba-Nya yang ingin memperbaiki diri dan kembali kepada-Nya akan menjadi energy positif untuk keluar dari jerat kemaksiatan. Bagi sebagian mukmin yang masih menjadikan dosa dan maksiat sebagai menu hariannya dan sulit melepaskannya. Ada enam amalan yang dapat membantu melepaskan dirinya dari jerat dosa.
- Memperbanyak membaca dan mentadabburi ayat-ayat yang bertemakan tentang neraka dan adzab Allah swt.
- Memperbanyak membaca kisah-kisah shalafus shalih yang terkait dengan musibah yang menimpa mereka karena dosa yang mereka lakukan.
- Menghadirkan keyakinan bahwa musibah yang menimpa seseorang penyebabnya adalah karena kejahatan yang mereka lakukan. Fudhail ibnu iyadh berkata, “Aku benar-benar durhaka kepada Allah yang kuketahui dari tingkah laku keledaiku dan pembantuku”.
- Menghadirkan ingatan yang kontinyu atas siksaan bagi pelaku dosa, seperti dosa peminum komr, zina, pembunuhan, sombong, dengki, ghibah, namimah dan lainnya.
- Istiqomah hadir di majlis-majlis ilmu.
- Memperbanyak ibadah yang dapat meredam gejolak nafsu seperti puasa, qiyamullail dan lainnya.
Penulis : H. Abdul Muyassir, Lc. M.PdI
(Ketua STIS Al Manar )
Leave a Reply